Rabu, 30 Juni 2021

tes

Total Harga
Nama Barang :
Harga :
Banyaknya :

Hasil :

Nama Barang Harga Banyaknya Total Harga $nama $harga $qty $total "; } ?>

Jumat, 09 November 2018

localpride

Rabu, 07 November 2018

keuntungan vs kerugian buyback saham di hari yang sama

Disclaimer !!
 postingan ini hanya sebuah cerita berdasarkan kejadian yang di alami penulis, tidak di sarankan untuk mengikuti apa yang telah di ceritakan, alangkah baik jika cerita ini dijadikan sebuah pembelajaran pengalaman , salam.


buyback saham di hari yang sama bisa mendapatkan kerugian dan keuntungan berdasarkan saat buy dan sell di akhir sesi penjualan. pada tulisan ini penulis ingin memberikan cerita sedikit dengaapa yang di alaminya.

kerungian yang di dapatkan karena buyback.
buyback sangat merugikan bagi anda trader saham pemula, panik jual, bingung, terlalu banyak melihat orang sekitar, meniru kegiatan trader lain juga menyebabkan anda tidak mandiri dan bisa menyebabkan kerugian bagi anda sendiri.
apa yang di alami penulis sangat menyedihkan ketika penjualan berdasarkan panik di hari penjualan. dan mengikuti trader lain ketika buy ( buyback/ beli kembali di bawah)
ketika penulis mempunyai harga saham dengan average "2150" kemudian pada hari itu harga saham pasar jatuh ke 1970 , penulis sebagai trader pemula menjadi panik jual saat itu juga. kerugian yang dialami penulis tidak main-main, terhitung hingga 11% kerugian dialami penulis. kejadian sangat mengecewakan lagi karena
penulis tidak mengetahui arti buyback saham. saat mengikuti pembelian di harga 1970 , penulis lupa jika sebelumnya telah mempunyai harga saham dengan average 2150. hari berikutnya average harga saham baru dicatat.
kerugian dari aktivitas buyback ini adalah harga yang sebelumnya di belu 1970 akan berupah ke 2150 karena pembelian di hari yang sama.


keuntungan buyback
sangat menguntungkan jika buyback di hari yang sama dengan avg di atas. memang harga awal saat kita beli terlihat minus karena harga pembelian di hari itu mengikuti harga pasar
namun ingatlah ini. dengan avg anda yang sebelumnya 1970 kemudian jual di harga 2090. maka anda sudah termasuk untung. jangan lupa untuk menjualnya ya.
lalu jangan lupa lagi untuk membelinya kembali, karena dengan avg anda di 1970 saham akan mencatat avg anda ke esokan harinya.. jika anda membelinya lagi di 2090 maka avg anda akan kembali ke avg lama yaitu 1970

ya sekian semoga bermanfaat, 

Selasa, 06 November 2018

PENERAPAN NAIVE BAYESIAN UNTUK MENCARI PELUANG KETERGANTUNGAN PEROKOK DENGAN KOPI


PENERAPAN NAIVE BAYESIAN UNTUK MENCARI PELUANG KETERGANTUNGAN PEROKOK DENGAN KOPI

Muhammad Jafar Shodik
Fakultas Teknik Informatika
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Email: jafarshodik7@gmail.com


ABSTRAK

Lebih dari sepertiga atau 36,3 persen penduduk Indonesia saat ini menjadi perokok. Bahkan 20 persen remaja usia 13-15 tahun adalah perokok. Hal yang lebih mencengangkan saat ini, remaja laki-laki yang merokok kian meningkat. Data pada tahun lalu memperlihatkan peningkatan jumlah perokok remaja laki-laki mencapai 58,8 persen. Kebiasaan merokok di Indonesia telah membunuh setidaknya 235 ribu jiwa setiap tahun. Data yang terbilang berhubungan dengan rokok adalah data konsumsi kopi di indonesia. Data International Coffee Organization (ICO) menunjukkan bahwa konsumsi kopi Indonesia pada periode 2000-2016 mengalami tren kenaikan. Pada 2000, konsumsi kopi Indonesia baru mencapai 1,68 juta bags (bungkus) @60 kg, namun pada 2016 telah mencapai 4,6 juta bags @60 kg, atau melonjak lebih dari 174 persen. Bahkan sejak 2011, konsumsi kopi selalu mengalami pertumbuhan hingga 2016. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar penghasil dan pengekspor komoditas kopi dunia. Produksi kopi Indonesia mencapai 6,56 juta bags @60 kg, berada di peringkat empat dunia di bawah Brasil, Vietnam, Columbia. Sementara ekspor Indonesia sebesar 5,4 juta bags @60 kg dan berada di urutan lima di bawah Brasil, Vietnam, Columbia, dan Honduras. Konsumsi rokok dan kopi terdata sangat besar di indonesia, walaupun banyak data yang memberitahukan bahwa kedua barang konsumsi tersebut berbahaya untuk jangka panjang. Kesimpulannya adalah perokok dan orang yang mengkonsumsi kopi sangat identik bahkan sulit dipisahkan.


Kata Kunci: kopi, perokok,  naive, bayesian, data.


1.     PENDAHULUAN

Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica).Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan tangan kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum.
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lainnya. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya pesan tersebut sering diabaikan).Untuk mengklasifikasikan  banyak data tersebut menggunakan metode pada artifical intelligent yaitu naive bayesian.

Metode naive bayesian adalah salah satu metode klasifikasi dan percabangan dari artifical intellegence, kegiatan-kegiatan tersebut akan di bentuk suatu Ranking yaitu Favorit dan Tidak Favorit, sehingga mahasiswa dan masyarakat dapat mengetahui kegiatan apa sajakah yang ada di fakultas TIK, dengan kriteria di bawah ini program studi, jenis kegiatan, hasil kegiatan, dan ranking. Dengan di latar belakangi tersebut peneliti akan membuat perhitungan klasifikasi program studi mana sajakah yang favorit dan tidak favorit.








1.1. Data Mining

Data mining yang di kenal dengan nama pattern recognition adalah metode pengolahan untuk menemukan suatu pola yang tersembunyi untuk dapat di olah menjadi pengetahuan dan ilmu pengetahuan baru dan informasi dari data dan hasil untuk keputusan di masa depan.
Data mining juga dapat di sebut sebagai sistem pengolahan data yang sangat besar, yang memberikan peranan dalam beberapa bidang di dunia yaitu bidang keuangan, industri, transportasi, cuaca, dan teknologi. Dalam data mining juga terdapat metode metode yang daat di gunakan anatra lain metode klasifikasi, clustering, regresi, seleksi variabel, dan market bisnis. Data mining dapat di artikan sebagai data dalam jumlah besar yang di simpan dalam suatu database, data warehouse untuk menyimpan dapat sehingga dapat menemukan pola. Ada beberapa teknik dalam data mining antara lain data analisis, signal proccesing, neural network dan pengenalan pola.

1.2. Metode Klasifikasi Naive Bayesian

Naïve Bayes adalah suatu metode klasifikasi dalam data mining dengan menggunakan metode probabilitas dan statistik sesuai dengan di kemukakan oleh ilmuwan inggris bernama Thomas Bayes. Kemudian Menurut Olson: 2008 : p 102 menjelaskan bahwa Naïve Bayes merupakan suatu kelas keputusan, dengan menggunakan perhitingan probabilitas matematika dengan syarat bahwa nilai keputusan adalah benar, berdasarkan informasi obyek.

Sedangkan The Naïve Bayesian classifier, atau Simple Bayesian Classifier menurut Han, Kamber 2011 : p3 : 51 yaitu :

a)   Variabel D merupakan suatu set tuple dan label yang berkait dengan kelas, kemudian setiap tuple mewakili vektor atribut n dan dimensi X = (x1, x2, ..., xn), yang menggambarkan pengukuran n pada tuple dari atribut n, masing masing adalah A1, A2, ..., An.
b)  Kelas M, C1, C2,.., Cm. Di berikan suatu tuple X, untuk klasifikasi prediksi X yang akan menjadi kelompok memiliki probabilitas posterior tertinggi, kondisi tersebut di sebutkan pada X. Artinya adalah sebagai berikut klasifikasi Naïve Bayes memprediksi bahwa X tuple memiliki kelas Ci. Rumus dapat di sebutkan pada gambar di bawah ini.

P(Ci|X) > P(Cj|X) For 1 ≤ j ≤ m, j ≠ i
Rumus Classifier Naïve Bayesian
Sumber: Han, Kamber :2011: p351

Keterangan
  1. P(Ci|X)      = probabilitas Ci jika diberikan fakta atau record X (Posterior Probability)
  2. P(X|Ci)      = mencari nilai parameter yang memberikan kemungkinan yang paling besar (likelihood)
  3. P(Ci)         = Prio rprobability dari X (Prior probability)
  4. P(X)          = Jumlah probability tuple yang muncul




















































1.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan garis besar dari langkah – langkah penelitian yang sedang dilakukan, kerangka pemikiran dijadikan acuan untuk melakukan tahap – tahap yang sedang dilakukan dalam penelitian.

 
























































Gambar 1. Flow Chart Kerangka Pemikiran



2.      METODOLOGI PENELITIAN

Pada bagian ini akan membahas mengenai jenis data dan metode pengumpulan data yang di gunakan.

2.1  Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a)   Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari penelitian bidang kesehatan bahaya kopi dan rokok

b)  Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari literature, buku referensi, maupun browsing internet.

2.2  Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a)   Observasi dan Wawancara : Pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung dengan lingkungan masyarakat konsumer kopi dan perokok

b)  Studi Pustaka : Mengumpulkan literatur pendukung penelitian, baik dari buku referensi ataupun browsing dari internet.


3.      HASIL DAN PEMBAHASAN

      3.1 Penentuan Kriteria

Berikut ini adalah kriteria dalam menentukan hasil data berdasarkan pekerjaan , umur , aktivitas olahraga , menggunakan metode klasifikasi : Naive Bayesian berikut ini :

a)   Pekerjaan  : Belum bekerja , mekanik, pelajar mahasiswa, wiraswasta, pegawai negeri sipil, pengacara, dan sopir
b)  Status pernikahan : belum menikah dan sudah menikah.
c)   Rentang umur : 22 hingga 29 tahun
d)  Aktivitas olahraga  : tidak, jarang, sering
e)   Apakah perokok : ya , tidak
f)   Suka mengkonsumsi kopi : tidak suka, suka

3.2  Analisa Perhitungan Metode Naive Bayesian

Berikut ini adalah data konsumer kopi dengan bidang pekerjaan, umur, aktivitas olahraga, status pernikahan dan apakah perokok.

No
Pekerjaan
Status pernikahan
Umur
Aktivitas olahraga
Apakah perokok
mengkonsumsi kopi
1
Belum / Tidak Bekerja
Belum
22
Tidak
Tidak
tidak suka
2
Mekanik
Sudah
25
Jarang
Ya
suka
3
Pelajar / Mahasiswa
Belum
22
Sering
Ya
suka
4
Wiraswasta
Belum
27
Tidak
Ya
tidak suka
5
Pegawai Negeri Sipil
Sudah
27
Jarang
Tidak
tidak suka
6
Pengacara
Sudah
29
Sering
Tidak
tidak suka
7
Sopir
Belum
28
Tidak
Ya
suka
8
Belum / Tidak Bekerja
Belum
22
Jarang
Ya
suka
9
Mekanik
Sudah
24
Sering
Tidak
Tidak suka
10
Pelajar / Mahasiswa
Belum
24
Tidak
Ya
suka
11
Wiraswasta
Sudah
28
Jarang
Ya
suka
12
Pegawai Negeri Sipil
Sudah
26
Sering
Tidak
tidak suka
13
Pengacara
Sudah
26
Tidak
Ya
suka
14
Sopir
Belum
24
Jarang
Tidak
suka
15
Belum / Tidak Bekerja
Belum
22
Sering
Ya
suka
16
Mekanik
Sudah
23
Tidak
Tidak
tidak suka
17
Pelajar / Mahasiswa
Belum
23
Jarang
Ya
suka
18
Wiraswasta
Sudah
27
Sering
Tidak
tidak suka














19
Pegawai Negeri Sipil
Belum
25
Tidak
Ya
tidak suka
20
Pengacara
Sudah
29
Jarang
Ya
suka
21
Sopir
Sudah
28
Sering
Tidak
tidak suka
22
Belum / Tidak Bekerja
Belum
22
Tidak
Ya
suka
23
Mekanik
Sudah
27
Jarang
Ya
suka
24
Pelajar / Mahasiswa
Belum
24
Tidak
Tidak
tidak suka
25
Wiraswasta
Sudah
27
Sering
Tidak
tidak suka
26
Pegawai Negeri Sipil
Sudah
25
Sering
Tidak
suka
27
Pengacara
Belum
24
Sering
Tidak
tidak suka
28
Sopir
Sudah
29
Jarang
Tidak
tidak suka
29
Belum / Tidak Bekerja
Belum
22
Tidak
Ya
suka
30
Mekanik
Sudah
25
Jarang
Tidak
tidak suka

Apabila berkerja sebagai Wiraswasta sudah menikah ,sering berolahraga dan tidak perokok menyukai kopi ??

No
Pekerjaan
Status pernikahan
Umur
Aktivitas olahraga
Apakah perokok
mengkonsumsi kopi
31
Wiraswasta
sudah
26
Sering
Tidak
???


Ø         Tahap 1 menghitung jumlah class Mengkonsumsi kopi
P(Y|suka) = 15/30
P(T|tidak suka) = 15/30
Ø         Tahap 2
P(X1 = Wiraswasta|Y=suka) =1/15, P(X1 = Wiraswasta|T=tidak) = 3/15
P(X2 = Sudah menikah|Y=suka) = 5/15, P(X2 = Sudah menikah|T=tidak ) = 10/15
P(X3 = Sering|Y=suka) = 3/15, P(X3 = Sering|T=tidak ) = 7/15
P(X4 = tidak|Y = suka ) = 2/15, P(X4 = tidak|T = tidak ) = 13/15
Ø         Tahap 3
P(X1 =Wiraswasta,X2=sudah menikah,X3=sering,X4=tidak | Y=suka )
= P(X1 = Wiraswasta|Y=suka). P(X2 = Sudah menikah|Y=suka). P(X3=Sering|Y=suka). P(X4 = tidak|Y = suka )
= (1/15).(5/15).(3/15).(2/15)
= 0,06 x 0,33 x 0,2 x 0,13
= 0,000515

P(X1 =Wiraswasta,X2=sudah menikah,X3=sering,X4=tidak | T=tidak suka )
= P(X1 = Wiraswasta| T=tidak suka). P(X2 = Sudah menikah| T=tidak suka). P(X3=Sering| T=tidak suka). P(X4 = tidak| T=tidak suka)
= (3/15).(10/15).(7/15).(13/15)
= 0,2 x 0,66 x 0,46 x 0,86
=0,523

Ø         Tahap 4
P(X1 =Wiraswasta,X2=sudah menikah,X3=sering,X4=tidak | Y=suka ) <
P(X1 =Wiraswasta,X2=sudah menikah,X3=sering,X4=tidak | T=tidak suka )
= 0,000515 < 0,523
= Tidak suka

No
Pekerjaan
Status pernikahan
Umur
Aktivitas olahraga
Apakah perokok
mengkonsumsi kopi
31
Wiraswasta
sudah
26
Sering
Tidak
Tidak suka






4.      Kesimpulan

Dapat di simpulkan bahwa klasifikasi Naïve Bayesian dapat digunakan untuk memprediksi ketergantungan perokok dengan kopi, tapi tidak memiliki akurasi ketepatan yang tinggi karena hanya menggunakan cara perhitungan manual dari hasil rata-rata. Sehingga output yang dihasilkan pun tidak maksimal.
Untuk saran pada penelitian ini dapat dikembangkan dalam suatu aplikasi lain dan dikembangkan dengan metode algoritma klasifikasi lainya.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Meilani, B. D., & Susanti, N. (2014). Aplikasi Data Mining Untuk Menghasilkan Pola Kelulusan Siswa Dengan Metode Naive Bayes. Jurnal LINK , 21 (2), 1-6.
[2] Andi Prastowo.”Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian”.2012
[3] Arsyad, Azhar.”Media Pembelajaran. cetakan ke-15”.Jakarta:Rajawalli Pers”.2011
[4] Zhang, Harry, and Shengli Sheng. "Learning weighted naive Bayes with accurate ranking”. ICDM 1-4 Nov 2004 : Fourth IEEE International Conference : 567-570 .
[5] Arhami, Muhammad, 2005, Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi, Yogyakarta.
[6] Nurani, A., Susanto, B., & Proboyekti, U. (2007). Implementasi Naive Bayes Classifier Pada Program Bantu Penentuan Buku Referensi Mata Kuliah. Jurnal Informatika , 3 (2), 32-36.
[7] Hermawati, F. A. (2013). Data Mining. Yogyakarta: Penerbit Andi.